Pemecahan masalah lapisan fisik LAN


Pendokumentasikan jaringan
Administrator Jaringan yang baik akan selalu melakukan dokumentasi dari hasil implementasi setiap jaringan yang dirancangnya. Karena, perancangan jaringan sebenarnya adalah untuk mengakomodir kebutuhan khusus dari sistem di tempat tersebut. Setiap awal merancang sebuah jaringan, seorang administrator harus memperhatikan 3 hal berikut:

Analisis, arsitektur, dan Design. Semua proses memiliki detail sendiri yang tidak dibahas disini. Secara garis besar, informasi tentang jaringan yang didapat dari administrator haruslah valid dan terekam baik, agar suatu waktu jika ada masalah yang timbul dalam jaringannya, siapapun dengan kemampuan jaringan terlatih akan mampu dengan mudah memposisikan letak masalah dan melakukan trouble shooter dengan cepat.

Identifikasi Masalah dengan Lapisan Fisik 
Masih ingat akan lapis OSI? Lapisan fisik pada jaringan adalah bagian terbawah dari skema networking.

Masalah pada lapisan fisik adalah berkaitan dengan koneksi hardware dan masalah teknis. Untuk trouble shootingnya akan sangat berkaitan dengan masalah media akses kabel maupun sinyal (wireless) dan transmisi bit. Pengamatan lokasi penempatan jaringan, kualitas bahan, potensi gangguan fisik/benda yang dapat mengganggu akses ataupun berpotensi bahaya dan lain sebagainya. Untuk masalah bit stream, pasti terkait hardware. Jadi jika bermasalah, maka sudah pasti dilakukan pergantian hardware.

Standar Pengkabelan EIA 568
EIA/TIA EIA merupakan singkatan dari Electronic Industries Alliance dan TIA merupakan singkatan dari Telecommunication Industry Association. EIA/TIA merupakan standarisasi internasional stuktur kabel untuk telekomunikasi. Kabel yang paling sering kita temui adalah jenis UTP, SFTP. Banyak yang menganggap EIA/TIA hanyalah standart untuk kabel jenis ethernet padahal EIA/TIA lebih global untuk telekomunikasi termasuk transfer voice suara (PABX).
Apa itu standard pengkabelan EIA 568? standard penyusunan urutan kabel untuk koneksi antar device/sesama device. seperti yang kita ketahui, kabel UTP penyusunannya dapat berupa cross maupun straight.

Susunan cross adalah mengikuti standard EIA 568A. yaitu: hijau-putih, hijau, orange-putih, biru, biru-putih, orange, coklat-putih, coklat.
Susunan straight adalah mengikuti standar EIA 568B yaitu: putih-orange, orange, putih-hijau, biru, putih-biru, hijau, putih-coklat,coklat
Umumnya pemasangan kabel standar adalah yang B didahulukan. Contoh: pemasangan kabel utp straight mengikuti urutan B-B (ujung kabel yang satu urutan B dan ujungnya satu lagi juga B) Akan tetapi jika kita memasang A-A juga tetap bisa tidak ada masalah, makanya standarisasi ini berguna untuk instalasi telekomunikasi seragam.
Sedangkan untuk pemasangan Crossover mengikuti A-B. urutan kabel akan kita sebut Crossover karena Crossover menghubungkan device yang sama.

Pengujian Kabel  pada Jaringan
Pengujian kabel dapat dilakukan dengan 2 cara. Yaitu pengujian fisik dan pengujian software. Pengujian fisik membutuhkan alat untuk menampilkan bahwa kabel sudah terpasang benar. Alat berupa tester, NIC dan indikatornya, juga hub/switch dengan indikatornya. Jika lampu indikator menyala pada tempat yang tepat, secara fisik kabel telah teruji baik.

Pengujian software bisa dilakukan dengan metode ping. Ping alamat IP komputer yang dituju. Jika koneksi baik, maka usaha ping kita akan mendapatkan respon dari komputer yang dituju dengan indikator adanya reply dan waktu respon. Jika waktu respon untuk kabel LAN (bukan WAN) terasa lambat, ada kemungkinan kabel sudah tidak baik meskipun masih terkoneksi, atau bisa jadi ada gangguan eksternal fisik yang merusak kabel

Rian

”I verily believed that even smart fish can’t climb a tree…, well.. no body is Perfect….. And I’m no body..“

1 komentar:

Shout it out...!